Roh Kudus adalah Seorang Pribadi


Saya akan menceritakan pengalaman saya berjumpa dengan Roh Kudus ketika saya berada di asrama Bukit Cimahi saat dalam proses belajar di Proskuneo School of Worshiper pada tahun 1999. Kami punya jadwal bergiliran untuk pelayanan sebagai Worship Leader, Pembicara, Pemain Musik dan Singer. Saya sudah sering mendapatkan jadwal sebagai WL dan pemain keyboard. Tiba saatnya suatu ketika saya melihat nama saya dalam jadwal pelayanan sebagai pembicara. Hati saya saat itu begitu bersukacita tapi juga bercampur deg-degan. Kenapa bersukacita? Karena saya dijadwalkan sebagai pembicara! Belum pernah seumur hidup saya, saat itu umur saya 19 tahun, menjadi seorang pemberita firman. Saya sangat menanti-nantikan itu. Saya tidak pernah perduli bila orang menertawakan saya ketika mereka bertanya kepada saya sejak saya SMA mengenai cita-cita saya dan saya selalu menjawab menjadi pendeta. Kenapa? I don't know, I just like it! Saya tidak tahu alasannya, yang saya tahu saya senang saja menyampaikan firman Tuhan di depan orang lain. Tapi saya juga merasa deg-degan karena saya belum pernah melakukan hal itu sebelumnya. That was my first time.

Saya mengumpulkan banyak buku, membaca banyak buku dari perpustakaan, dan melakukan banyak doa pribadi sebagai persiapan saya untuk menyampaikan khotbah pertama saya. Tapi itu tidak pernah berhasil. Semakin banyak saya baca buku semakin deg-degan hati saya. Saya sangat ketakutan karena harus berkhotbah di depan hamba-hamba Tuhan dan juga di depan orang-orang yang secara usia lebih senior daripada saya. Suatu hari saya dipimpin Tuhan untuk membaca sebuah buku yang memberitahu kepada saya bahwa saya punya seorang penolong yaitu Roh Kudus. Buku itu menceritakan bahwa Roh Kudus bukan hanya suatu kuasa dan bukan juga suatu kekuatan, tapi Dia adalah seorang pribadi. Roh Kudus bisa kita undang dalam hidup kita sebab Ia selalu mengetuk pintu hati kita dan kalau kita membuka hati kita dan mengundang Ia masuk maka Ia akan masuk dan tinggal bersama-sama dengan kita.

Dan suatu malam saya kemudian berdiam diri di gua doa dan saya katakan dengan sederhana saat itu "O Lord, I surrender" dan saya undang Roh Kudus masuk ke dalam gua doa dengan berkata "Roh Kudus masuklah ke gua doa ini, aku mengerti sekarang bahwa Engkau adalah seorang pribadi. Roh Kudus aku mau berduaan denganMu. Roh Kudus dekap aku dengan mesra. Bahkan penuhi setiap titik ruangan ini dengan kehadiranMu. Penuhi aku ya Roh Kudus." Kemudian saya berdiam diri. 5 menit pertama belum terjadi apa-apa. Saya tetap menanti-nantikanNya. Setelah 10 menit tetap juga tidak terjadi apa-apa dan saya tetap berdiam diri tanpa berkata sepatah katapun dan tetap menantikanNya. Setelah 15 menit berlalu tiba-tiba saya merasakan kehadiranNya. Tubuh saya seakan-akan dialiri aliran yang sangat sejuk tetapi sangat kuat. Inilah yang namanya pengurapan secara fisik pertama kali saya rasakan. Roh Kudus tidak akan merasuki saudara. Dia tidak akan masuk secara paksa. Iblislah yang pekerjaannya merasuki sesorang. Iblis akan masuk secara paksa apabila melihat seseorang kosong. Itu bedanya Iblis dengan Roh Kudus. Roh Kudus hanya masuk apabila Ia diundang dan dinanti-nantikan (ingat cerita murid-murid Tuhan Yesus yang diperintahkan Tuhan Yesus untuk menanti-nantikan dan berdiam diri di Yerusalem). Itu sebabnya namanya kepenuhan Roh Kudus bukan kerasukan Roh Kudus.

Malam itu tubuh saya merasakan fenomena yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Jiwa saya merasakan sukacita sama seperti sukacita kita berjumpa seseorang yang sangat kita rindukan dan Dia hadir menjumpai kita. Roh saya secara supranatural juga melihat hal-hal yang amazing dimana saya bisa secara roh tahu Dia sebagai seorang pribadi yang sedang memeluk saya, menggendong saya dan bermain-main dengan saya padahal saya bukan lagi seorang anak kecil saat itu.

Setelah saya merasakan perjumpaan dengan pribadi Roh Kudus dan saya membuka mata saya saat itu, saya agak kaget karena saya melihat sekeliling saya basah semua bahkan buku-buku yang saya bawa termasuk alkitab saya basah oleh air mata saya. Dan lebih herannya saya ketika saya melihat jam ternyata saya sudah menghabiskan 6 jam berada di gua doa itu padahal saya merasa saya tidaklah terlalu lama di dalam hadirat Roh Kudus, saya pikir paling lama hanya 15 menit. Itu sebabnya ketika kita dalam hadirat Tuhan seakan-akan waktu terasa begitu cepat dan kita tidak merasa bosan menghabiskan berjam-jam bersamaNya. Indahnya pengalaman yang saya rasakan saat itu, saya dapat merasakan Dia sebagai seorang pribadi.

Saya tidak lagi ketakutan untuk berkotbah pertama kali di depan orang lain. Roh Kudus memenuhi hidup saya dan saya bisa berkhotbah di kali pertama saya pada usia 19 tahun dengan wibawa Ilahi dan penuh pengurapan. Saya senang sekali ketika saya keluar dari ruangan ibadah dan hendak dinner, ada seorang hamba Tuhan senior yang mendatangi saya secara pribadi dan berkata "Terimakasih ya, khotbahmu telah memberkati saya." Saya berkata kepadanya "Terimakasih pak, Tuhan memberkatimu." Dan malam itu saya berkata kepada Roh Kudus "Thank you Roh Kudus"


Tidak ada komentar: